Minggu, 30 November 2014

Asal usul desa pilang menurut Kepala desa Pilang (Suyatno)

Desa pilang merupakan sebuah desa di Kecamatan Randublatung, yang terletak 30 km di sebelah selatan kota Blora. Diapit oleh hutan dan berada di wilayah pegunungan kendeng utara sehingga kontur tanahnya terdapat kapur yang sangat pekat. Desa pilang memiliki suatu tradisi yang tak pernah ditinggalka dan terlewatkan oleh warganya yaitu nyadran sendhang Brumbung. Sendhang Brumbung dianggap sebagai punden desa, tempat ini terdapat sendhang atau sumur tua yang merupakan sumber air. Biasanya tiap taun sekali disini diadakan acara nyadran atau sedekah desa. Biasanya dilakukan pada bulan mei-juli, pada hari Jum’at Pon karena di anggap sebagai weton mbah Brumbung. Mbah brumbung adalah sesepuh desa pilang yang memulai membuat desa ini hingga sekarang. Mbah brumbung terkenal sakti mempunyai kanuragan yang bagus dan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya. Kita sebagai warga pilang wajib melakukan sedekah bumi kalau tidaknanti pasti aka nada angina besar atau mala petaka yang lain ujar Bapak suyatno. Walaupun beliau pendatang tapi beliau tak pernah lepas dari acara tersebut. Karena ini merupakan salah satu tradisi yang wajib diuri-uri. Mengenang masa kejayaan mbah brumbung yang bersusah payah untuk babad desa yang dulunya hutan lebat. Acara yang wajib dilaksanakan adalah kirab pusaka, tayuban karena mbah brumbung sangat menyukai music tayub. Dan sebelum dilakukan acara ini pasti diadakan sessaji yang dilakukan oleh ledhek tayub dengan membawa kembang setaman yang di tabor ke sendhang tersebut. Kemudian tak lupa dibakar kemenyan dan dupa serta ingkung. Menurut Bayan desa pilang Sedekah bumi desa pilang adalah acara rutin “nduwe gawene wong pilang” beliau mengutarakan bahwa beliau yang menentukan sedekah bumi ini karena menurut perhitunggan tanggalan jawa dan melihat hasil panen warga. Sedekah bumi ini bermaksud untuk menghormati Mbah brumbung yang di anggap sebagai kaki danyang Desa pilang. Beliau yang Ngreksa Desa Pilang. Mbah Brumbung orang yang pandai, sakti, dan suka menolong, maka dari itu kita sebagai penerusnya wajib juga menghormati tradisi ini. Mbah Brumbung merupakan orang yang mampu mengendalikan desa pilang ini. Walaupun beliau sudah tiada tapi kita yakin bahwa arwah beliau masih tetap menjaga desa pilang. Walaupun mbah Brumbung orang yang bijaksana tentu juga bisa marah pernah sekali Pak bayan lupa mengadakan sesaji ini hingga akhirnya ada bencana angina besar melanda desa. Malam harinya ia melihat ular berkepala 10 didalam sumur itu. Masyarakat desa pilang harus selelu menyediakan uba rampe berupa ingkung, pasung, kemudian jajanan pasar, dan jangan lupa membawa hasil bumi berupa gunungan lanang dan wadon. Sebelum acara dimulai biasanya diadakan upacara donga bebarengan dan tidak lupa kesenian wajib, tayub, dan barongan. Biasanya malam hari kepala barongan dimandikan dengan air kembang dan diminumi dawet. Biar keluar pamornya, kadang kalau tidak diselamati akan berbunyi krincing-krincing. Sehingga acara rutin ini akan tetap dilaksanakan walaupun ditambah dengan kesenian modern yang penting tidak meninggalkan tradisi sebelumnya. Dengan adanya tradisi kita dapat mengaca dari peninggalan sesepuh kita mbah brumbung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar